Kamis, 25 April 2013

Adab membaca Al-quran

Ketika hendak membaca Al-quran maka sangatlah penting bagi kita untuk 
memperhatikan tentang bagaimana adab membacanya terlebih dahulu.
 supaya kita mendapatkan pahala yang sempurna.
adapun adab membaca Al-quran sebagai berikut :
1. Berwudhu terlebih dahulu, karena membaca al-quran termasuk afdholul-adzkaar
   ( dzikir yang paling utama ) tetapi berwudhu sebelum membaca al-quran
    tidaklah wajib, melainkan sunnat hukumnya. kecuali apabila al-quran tersebut 
   hendak kita sentuh, maka di dalam fiqih Syafi'i wajib lah berwudhu terlebih dahulu.
   haram hukumnya bagi orang  yang berhadats menyentuhnya.
    sebagaimana di jelaskan di dalam kitab  Al-muhadzab " kitab induk
    bagi syarah muhadzab, karangan Imam abu ishaq assiroji, begini :
    ويحرم عليه مس المصحف لقوله تعالى  لا يمسه الا المطهرون
  ( WA  YAHRUMU  'ALAIHI  MASSUL-MASHHAFI  LIQOULIHII TA'AALAA :
   LAA   YAMASSUHUU  ILLAL-MUTHOHHARUUN. al-muhadzab juz 1, halaman 25 ) 
     artinya : dan haram hukumnya atas orang yang berhadats, menyentuh mashhaf
     ( al-quran ) karena allah berfirman :
     tidak boleh menyentuhnya kecuali orang yang suci "  suci dari hadats.
2. membaca Al-quran di tempat yang bersih, yang paling afdhol membacanya 
     adalah di mesjid.
3. membaca Al-quran sambil duduk, dan menghadap ke qiblat, dibarengi dengan 
     hati yang  khusyu' tenang, menundukan kepala, tidak duduk sambil bersandar.
     dan tidak duduk seperti orang yang takabbur ( sombong )
4. bersiwak terlebih dahulu ( membersihkan gigi ) karena mulut kita adalah jalan untuk
     membaca Al-quran, oleh karena itu bersihkan terlebih dahulu dengan siwak. 
     dan seperti itulah baginda nabi bersabda.
5. membaca  Ta'awwudz/Isti'adzah terlebih dahulu.
     Ta'awwudz adalah memohon   perlindungan kepada Alloh dari godaan setan. 
     sebagaimana firman Alloh swt : 
    فاذا قرأت القران فا ستعذ بالله من الشيطان الرجيم ( FA-IDZAA  QORO-TAL-
     QUR-AANA  FASTA'IDZ  BILLAAHI MINASYSYAYTHOONIRROJIIMI )
     artinya : apabila kamu membaca Al-quran, hendaklah kamu meminta 
     perlindungan  kepaada Alloh dari godaan setan yang terkutuk. Annahal : 98
     adapun lafazh Ta'awwudz bermacam macam, yang paling masyhur adalah :
    أعوذ بالله من الشيطا ن الرجيم ( A'UUDZU  BILLAAHI  MINASY-SYAYTHOONI
     RROJIIMI ) artinya : aku berlindung kepada alloh dari godaan setan yang terkutuk.
6. membaca Basmalah di setiap awwal suroh, kecuali pada awwal suroh Attaubah.
     dan apabila membacanya di tengah tengah suroh, maka tetap sunnat 
     hukumnya  membaca basmalah, sebagaimana Nash imam Syafi'i.
7. membaca Al-quran dengan Tartil, ( santai ) tidak tergesa gesa, sehingga kebutuhan ilmu 
     tajwidnya dapat terpenuhi dengan benar.
8. membaca Al-quran dengan tadabbur ma'na nya, memikirkan dan memahami ma'na ayat
    yang di baca, dan dengan bacaan tartil lah kita bisa mentadabburi ma'nanya, 
    berbeda dengan bacaan yang tergesa gesa, akan sulit bisa mentadabburi ma'na nya.
9. membaca Al-quran dengan suara dan lagu yang bagus, sebagaimana sabda nabi :
    زينواالقرآن باصوا تكم  ( ZAYYINUL-QUR-AANA  BI-ASHWAATIKUM )
    artinya : hiasilah Al-quran dengan sura suara mu yang bagus.
    karena ketika Al-quran di baca dengan suara dan lagu yang bagus, maka Al-quran akan
    bertambah  lebih bagus.
   

Macam Macam Ta'awwudz/isti'adzah

 'Ulama berbeda pendapat dalam cara membaca Ta'awwudz, diantaranya ialah :
1. اعوذ بالله من الشيطان الرجيم  
( A'UUDZU  BILLAAHI  MINASY-SYAYTHOONIR-ROJIIMI )

artinya : aku berlindung kepada Alloh dari godaan setan yang terkutuk.
pendapat diatas dipilih oleh Abu ya'la dalam kitab Al-jami'ush-shogir, Abu hanifah,
Imam Syafi'i, Abu 'Amr, 'Ashim, dan Ibnu katsir.
berdasarkan firman Alloh swt : فاذا قرأت القران فاستعذ بالله من الشيطان الرجيم 
( FA-IDZAA  QORO-TAL-QUR-AANA  FASTA'IDZ  BILLAAHI  MINASY-SYAYTHOO
NIRROJIIMI. annahal : 98 ) artinya : apabila kamu membaca Al-quran , hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Alloh dari godaan Setan yang terkutuk.
Imam Al-maqdami berkata bahwa demikian itu karena banyak ahli qiro-at membaca
Ta'awwudz seperti diatas dan telah menyebar di kalangan masyarakat. Imam Ibnul-mundzir
berkata bahwa Nabi Muhammad saw, membaca Ta'awwudz demikian.

2. اعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم 
( A'UUDZU  BILAAHIS-SAMI'IL-'ALIIMI  MINASY-SYAITHOONIR-ROJIIMI )
artinya : aku berlindung kepada Allah yang maha mendengar lagi maha mengetahui, dari godaan setan yang terkutuk.
Ta'awwudz diatas di riwayatkan oleh 'Abdulloh dari imam Ahmad, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Syaikh Majduddin dalam kitab Al-muharror. pendapat ini di ikuti oleh
Uwais Al-qorni, Hasan al-bashri, ibnu sirin, Qotadah dan sebagian pengikut madzhab Syafi'i.

3.  اعوذ بالله من الشيطان الرجيم ان الله هوالسميع العليم 
  ( A'UUDZU  BILLAAHI  MINASY-SYAYTHOONIR-ROJIIMI  INNALLOHA
HUWAS-SAMII'UL-'ALIIMI ) artinya : aku berlindung kepada Alloh dari godaan setan yang
terkutuk, sesungguhnya Alloh dialah yang maha mendengar lagi mengetahui.
inilah Ta'awwudz yang dipilih oleh Abu bakar 'Abdul-'aziz  Al-qodhi dalam kitab Al- muharror, Ibnu 'aqil, sufyan assauri, muslim bin yasar, dan dari kalangan ahli qiro-at seperti Nafi', Ibnu 'Amir, dan Al-kisai.

4. اعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم ان الله هوالسميع العليم 
( A'UUDZU  BILLAAHIS-SAMI'IL'ALIIMI  MINASY-SYAYTHOONIR-ROJIIMI
INNALLOOHA  HUWAS-SAMII'UL'ALIIMI )
artinya : aku berlindung kepada Alloh yang maha mendengar lagi mengeahui, dari godaan
setan yang terkutuk, sesungguhnya Alloh dialah yang maha mendengar lagi mengetahui.
Ta'awwudz ini di riwayatkan oleh Imam Ibnu Abu Musa dalam kitab Al-irsyad, Imam Abu 
khoththob dalam kitab Al-hidayah, dan Al-halwani dalam kitab At-tabshiroh.

5. اللهم اني اعوذ بك من الشيطان الرجيم من همزه ونفخه ونفثه 
( ALLOHUMMA  INNII  A'UUDZU  BIKA  MINASY-SYAYTHOONIR-ROJIIMI  
MIN  HAMZIHII  WA NAFKHIHII  WA NAFTSIHII ) artinya : ya Alloh sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari godaan setan yang terkutuk dan dari bisikan, godaan dan tiupannya.
Imam Ahmad dalam musnadnya berkata, bahwa telah menceritakan imam Abu Nuh kepadaku dari Ikrimah bin Amar dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salmah.
bahwa Nabi Muhammad saw melaksanakan Qiyamullail membaca Ta'awwudz seperti diatas.

6. استعيذ بالله من الشيطان الرجيم 
( ASTA'IIDZU  BILLAAHI  MINASY-SYAYTHOONIR-ROJIIMI )
artinya : aku memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan setan yang terkutuk.
Ta'awwudz ini dipilih oleh Imam Hamzah dan Imam Ibnu sirin.

7.  اعوذ بالله العظيم من الشيطان الرجيم    
( A'UUDZU  BILLAAHIL'AZHIIMI  MINASY-SYAYTHOONIR-ROJIIMI )
artinya : aku berlindung kepada Alloh yang maha agung dari godaan setan yang terkutuk.
Ta'awwudz ini di[ilih oleh sebagian ulama mesir dan maroko.

8.  اعوذ بالله القوي من الشيطان الغوي 
( A'UUDZU  BILLAAHIL-QOWIYYI  MINASY-SYAYTHOONIL-GHOWIYYI )
artinya : aku berlindung kepada Alloh yang maha kuat dari godaan setan yang menyesatkan.
Ta'awwudz ini dipilih oleh sebagian ulama dari Khurosan dan yang lainnya.

9. اعوذ بالله المعين من الشيطان اللعين   
( A'UUDZU  BILLAAHIL-MU'IINI  MINASY-SYAYTHOONIL-LA'IINI )
artinya : aku berlindung kepada Alloh yang maha penolong dari godaan setan yang terlaknat.
sebagian ulama membaca Ta'awwudz seperti ini.

dan mungkin masih banyak Ta'awwudz dengan lafazh lafazh yang lainnya.  والله اعلم  

Hukum membaca Basmalah di awal suroh Attaubah

Terjadi perbedaan pendapat di kalangan 'ulama tentang membaca Basmalah di awal 
suroh Attaubah, diantaranya yaitu :
1. menurut Imam Ibnu Hajar rohimahulloh, membaca Basmalah di awal suroh Attaubah adalah Haram hukumnya, namun apabila di baca di tengah suroh, hukumnya Makruh.

2. menurut Imam Romli rohumahulloh, membaca Basmalah di awal suroh Attaubah adalah
Makruh hukumnya, namun apabila di baca di tengah suroh, hukumnya sunnat.

adapun alasan tidak adanya Basmalah pada awal suroh Attaubah, yaitu di karenakan awal suroh Attaubah berkisar tentang pernyataan perang total, yang di realisasikan dengan pengerahan kaum muslimin untuk memerangi kaum musyrikin. padahal kita tahu bahwa Basmalah sangat mengumandangkan nafas perdamaian dan cinta kasih.

namun tidak adanya Basmalah pada awal suroh Attaubah, tidak serta merta menghilangkan
lafazh Ta'awwudz/Isti'adzah untuk membaca di awalnya, bahkan untuk awal suroh Attaubah ada lafazh Ta'awwudz khusus dan lazim dibaca pada awal  suroh tersebut,
 yaitu lafazh :
اعوذ بالله من النار ومن شرالكفار ومن غضب الجبار  العزة لله ولرسوله وللمئومنين 
( A'UUDZU  BILLAAHI  MINAN-NAARI  WA MIN  SYARRIL-KUFFAARI  WA MIN  
GHODHOBIL-JABBAARI,  AL'IZZATU  LILLAAHI  WA LIROSUULIHII  
WA LIL-MU-MINIINA ) artinya : aku berlindung kepada Alloh dari 'adzab neraka, dan dari kejahatan orang orang kafir, dan dari kemurkaan yang maha kuasa, kemuliaan adalah milik Alloh, dan rosulnya dan orang orang yang beriman.

dengan tidak adanya Basmalah di awal suroh Attaubah, ketika seorang qori hendak melanjutkan bacaan pada akhir suroh Al-anfal lanjut kepada awal suroh Attaubah, maka mempunyai tiga cara, sebagaimana di terangkan dalam kitab Al-qulussadid karangan 
Syekh Ahmad Hajazi. rohimahulloh. yaitu :
1. WAQOF, yaitu menghentikan bacaan pada akhir suroh Al-anfal kemudian mengambil nafas dulu baru melanjutkannya dengan awal suroh Attaubah tanpa membaca Ta'awwudz/Isti'adzah dulu.

2. WASHOL, yaitu menyambung akhir suroh Al-anfal dengan awal suroh Attaubah, tanpa berhenti dan tanpa mengambil nafas, dan tanpa membaca Ta'awwudz/Isti'adzah .

3. SAKTAH, yaitu setelah akhir suroh Al-anfal menghentikan bacaan dulu sejenak kira kira
dua harkat tanpa mengambil nafas, baru kemudian melanjutkannya dengan awal suroh Attaubah.
diantara ketiga cara ini, yang paling afdhol adalah dengan cara WAQOF kemudian WASHOL kemudian SAKTAH.

Senin, 22 April 2013

Nama Nama imam qurro sab'ah ( qiro-at 7 ) dan rowi-rowinya

I. IMAM  NAFI'  AL-MADANI
Nama lengkap                   : Nafi' bin 'Abdurrohman bin abi nu'aim allaitsi
Nama panggilan                : Abu Ruwaim dan ada yang mengtakan, Abu 'Abdillah
Lahir                                    : Tahun 70 H.
Wafat                                   : Tahun 169 H.
Asal                                      : Dari Al-ashbahani tinggal di Madinah Al-munawwaroh
PEROWINYA                : Qolun dan Warsy
1. QOLUN
Nama Lengkap                   : 'Isa bin Mina bin Wardah bin Isa bin 'Abdushshomad
Nama Panggilan                 : Abu Musa
Laqob ( nama sebutan )    : Qolun, nama Laqob yang diberikan oleh Nafi' 
                                                  selaku gurunya  karena keindahan bacaannya, 
                                                  Qolun dalam  bahasa Romawi atau Greek berarti indah.
Lahir                                     : Tahun 120 H.
Wafat                                    : Tahun 220 H. di Madinah Al-munawwaroh
2. WARSY
Nama lengkap                     : 'Usman bin Sa'id Al-mishri
Nama panggilan                 : Abu Sa'id
Laqob ( nama sebutan )    : Warsy, diberi Laqob Warsy oleh Nafi' selaku gurunya 
                                                  karena kulitnya yang sangat putih
Lahir                                     : Tahun 110 H.
Wafat                                    : Tahun 197 H. di Mesir.

II. IMAM IBNU  KATSIR
Nama Lengkap                  : 'Abdulloh Ibnu Katsir Al-makki
Nama Panggilan                : Abu Ma'bad ( menurut keterangan yang masyhur )
Lahir                                    : Tahun 45 H.
Wafat                                   : Tahun 120H.
PEROWINYA                 : Al-bazzi dan Qumbul
1. AL-BAZZI
Nama Lengkap                  : Ahmad bin Muhammad bin 'Abdulloh bin Abi Bazzah
Nama panggilan                : Abul-hasan
Laqob                                   : Al-bazzi, nama laqob Al-bazzi karena nisbah kepada datuknya
                                                yaitu  Al-bazzah
Lahir                                     : Tahun 170 H.
Wafat                                    : Tahun 250 H. 
2. QUMBUL
Nama lengkap                    : Muhammad bin 'Abdurrohman bin Muhammad bin Kholid
                                                 bin   Sa'id  bin Al-makhzumi Al-makki
Nama panggilan                : Abu 'Amr
Laqob                                   : Qumbul, karena beliau termasuk kaum Al-qonabilah
Lahir                                     : Tahun 195 H.
Wafat                                    : Tahun 291 H.

III. IMAM  ABU  'AMR  AL-BASHRI
Nama Lengkap                  : Zaban bin Al-'ala bin 'Imar Al- mazani Al-bashri
Nama Panggilan                : Abu 'Amr
Lahir                                    : Tahun 68 H.
Wafat                                   : Tahun 154 H.
PEROWINYA                  : Adduri dan Assusi
1. ADDURI
Nama Lengkap                   : Hafsh bin 'Umar bin 'Abdul'Aziz Adduri Annahwi Al-baghdadi
Nama Panggilan                 : Abu 'Umar
Laqob                                    : Adduri, karena nisbah kepada Addaur, nama suatu 
                                                  tempat disebelah timur Baghdad.
Lahir                                      : Tahun 150 H.
Wafat                                     : Tahun 246 H.
2. ASSUSI
Nama Lengkap                     : Sholih bin Ziyad bin 'Abdulloh bin Isma'il Assusi
Nama Panggilan                   : Abu Syu'aib
Laqob                                     : Assusi, karena nisbah kepada SUS nama sebuah kota di Ahwaz
Lahir                                       :  ---
Wafat                                      : Tahun 261 H. ( umur beliau hampir 90 Tahun )

IV. IMAM IBNU  'AMIR
Nama Lengkap                  : 'Abdulloh bin 'Amir bin Yazid bin Tamim bin Robi'ah Alyahsubi
Nama Panggilan                : Abu Na'im dan ada juga yang mengatakan Abu 'Imron
Lahir                                     : Tahun 8 H
Wafat                                    : Tahun 118 H
PEROWINYA                  : Hisyam dan Ibnu Dzakwan
1. HISYAM
Nama Lengkap                   : Hisyam bin 'Ammar bin Nashir Al-qodhi Addimasyqi
Nama Panggilan                 : Abu Walid
Lahir                                     : Tahun 153 H
Wafat                                    : Tahun 245 H
2.IBNU DZAKWAN
Nama Lengkap                   : 'Abdulloh bin Ahmad bin Basyir bin Dzakwan Al-qurosyi Addimasyqi
Nama Panggilan                 : Abu 'Amr
Lahir                                     : Tahun 173 H
Wafat                                    : Tahun 242 H

V. IMAM 'ASHIM
Nama Lengkap                   : 'Ashim binAbi Annajud Al-Asadi Al-kufi
Nama Panggilan                 : Abu Bakar
Lahir                                     : ---
Wafat                                    : Tahun 127 H.dan ada yang mengatakan Tahun 128 H di Kufah
PEROWINYA                  : Syu'bah dan Hafsh.
1. SYU'BAH
Nama Lengkap                   : Syu'bah bin 'Iyasy bin Salim Al-Asadi Al-kufi
Nama Panggilan                : Abu Bakar
Lahir                                     : Tahun 95 H
Wafat                                    : Tahun 193 H
2. HAFSH
Nama Lengkap                   : Hafsh bin Sulaiman bin Al-Mughiroh bin Abi Daud Al-Asadi Al-kufi
Nama Pangilan                   : Abu 'Umar
Lahir                                     : Tahun 90 H
Wafat                                    : Tahun 180 H

VI. IMAM  HAMZAH
Nama Lengkap                   : Hamzah bin Habib bin 'Imaroh bin Isma'il Azziyat Al-kufi
Nama Panggilan                 : Abu 'Imaroh
Lahir                                     : Tahun 80 H
Wafat                                    : Tahun 156 H
PEROWINYA                   : Kholaf dan Khollad
1. KHOLAF
Nama Lengkap                   : Kholaf bin Hisyam bin Tsa'lab Al-bazzar Al-baghdadi
Nama Panggilan                 : Abu Muhammad
Lahir                                     : Tahun 150 H
Wafat                                    : Tahun 229 H di Baghdad
2. KHOLLAD
Nama Lengkap                   : Khollad bin Kholid Asysyaibani Ashshoirofi Al-kufi
Nama Panggilan                 : Abu 'Isa
Lahir                                     : Tahun 119 H
Wafat                                    : Tahun 220 H

VII. IMAM AL-KISAI
Nama Lengkap                   : 'Ali bin Hamzah bin 'Abdillah bin 'Usman Annahwi Al-kisai
Nama Panggilan                 : Abul-hasan
Laqob                                    : Al-kisai, karena pada sa'at ihrom memakai sarung 
Lahir                                      : ---
Wafat                                     : Tahun 189 H
PEROWINYA                    : Abul-harits dan Adduri
1. ABUL-HARITS
Nama Lengkap                     : Allaits bin Kholid Al-baghdadi
Nama Panggilan                   : Abul-Harits
Lahir                                       : ---
Wafat                                      : Tahun 240 H
2. ADDURI
Nama lengkap dan lain lain, telah tertulis pada uaraian Abu 'Amar bin Al-'Ala Al-bashri.
Adduri sebgai Rowi Abu 'Amr, disamping sebagai Rowi Al-kisai.

Dari uraian tentang Imam-Imam Qiro-at yang tujuh dan para Rowi-Rowinya diatas, menjadi jelas bagi kita bahwa qiro-at dan riwayat mereka yang sampai kepada kita dan menjadi bacaan kaum muslimin sa'at ini adalah semuanya mutawatir, karena sanadnya bersambung sampai Rosululloh saw.

Macam Macam Waqof

Pengertian waqof menurut bahasa adalah : الحبس ( AL-HABSU ) artinya : tertahan.
sedangkan pengertian waqof menurut Istilah yaitu :
قطع الصوت علي الكلمة زمنا يسيرا يتنفس فيه عادة بنية استأناف القراءه 
( QOTH'USHSHOUTI  'ALAL-KALIMATI  ZAMANAN  YASIIRON YATANAFFASU  FIIHI 'AADATAN  BINIYYATISTI-NAAFIL-QIROO-ATI ) artinya : memutuskan suara pada suatu kalimah, dalam waktu yang sebentar, kemudian mengambil nafas  (menurut 'adat ) dengan niat akan memulai lagi bacaan.

Waqof terbagi menjadi 4 bagian, yaitu  :   
 1. وقف إختياري  ( WAQOF IKHTIYAARIY )
 yaitu waqof yang dipilih ( disengaja ) bukan karena sebab sebab tertentu, seperti habis nafas, lupa, dsb.

2. وقف اضطراري ( WAQOF IDHTHIROORIY )
yaitu waqof karena terpaksa ( dhorurot ) seperti kehabisan nafas, lupa, batuk dsb.
dalam keadaan dhorurot seperti ini, diperbolehkan waqof pada kalimah apapun walaupun secara ma'na tidak sempurna, tetapi wajib mengulangi lagi bacaan dari kalimah yang terputus tadi apabila baik memulai dari sana, kalau tidak baik, maka mengulanginya lagi  dari kalimah yang lain yang dianggap baik.

3. وقف انتظاري ( WAQOF INTIZHOORIY )
yaitu waqof pada suatu kalimah dengan maksud untuk menghubungkan kalimah yang lain, pada bacaan yang tengah dibaca, ketika ia menghimpun beberapa riwayat. ( qiroo-at )

4. وقف اختباري ( WAQOF  IKHTIBAARIY )
 yaitu waqof pada suatu kalimah, untuk menjelaskan kalimah maqthu' ( kalimah yang terpotong ) dan kalimah maushul ( kalimah yag tersambung ) atau karena pertanyaan seorang penguji kepada   qoori, atau memberikan pelajaran kepada qoori yang sedang belajar bagaimana cara mewaqofkan.
 

Waqof Taam,Kaafi,Hasan dan Qobiih

Para 'ulama berbeda pendapat tentang Waqof ikhtiyaari, ada yang mengatakan terbagi menjadi lima bagian, tetapi menurut qoul yang paling masyhur yang diantaranya dipilih oleh imam ibnul-Jazari, bahwa waqof ikhtiyaari itu terbagi menjadi empat bagian. yaitu :
1. وقف تام ( WAQOF  TAAM )
 yaitu waqof pada kalimah yang tidak ada lagi kaitannya dengan kalimah/ayat sesudahnya maupun   sebelumnya, baik secara lafazh maupun secara ma'na.
waqof Taam biasanya terjadi pada akhir ayat atau akhir qishoh, dengan demikian, lanjutan ayatnya pun menjelaskan suatu keterangan atau qishoh yang baru, yang tidak lagi berkaitan secara lafazh maupun secara ma'na.
 merupakan hal yang baik sekali ( sempurna ) apabila seorang qoori memilih untuk berhenti pada waqof Taam. karena secara bahasa, Taam artinya sempurna.
 seperti contoh, seorang qoori berhenti pada akhir ayat berikut ini :
اولئك على هدى من ربهم واولئك هم المفلحون ( ULAAAAA-IKA  'ALAA  HUDAMMIRROBBIHIM  WA-ULAAAAA-IKA  HUMUL MUFLIHUUN , albaqoroh : 5 )
ayat ini merupakan akhir dari suatu perjalanan orang orang yang bertaqwa, sedangkan ayat selanjutnya tidak ada lagi kaitannya dengan ayat tersebut, baik dari segi lafazh maupun ma'na. karena ayat selanjutnya menceritakan tentang perihal orang orang kafir.

2. وقف كافى  ( WAQOF KAAFI )
yaitu waqof pada kalimah yang tidak berkaitan dengan kalimah sesudahnya dan sebelumnya dari segi lafazhnya, tetapi berkaitan dari segi ma'nanya saja.
 seperti contoh, seorang qoori berhenti pada akhir ayat berikut  ini :
ام لم تندذر هم لا يئومنون ( AM LAM TUNDZIRHUM  LAA  YU-MINUUN, albaqoroh : 6 )
 Kaafi secara bahasa artinya cukup, jadi apabila berhenti pada ayat tersebut dianggap sudah cukup memadai dari segi lafazh, namun dari segi ma'na atau keteranagan yang ditampilkan ayat tersebut masih bertalian dengan ayat selajutnya. yaitu ayat :
ختم الله على قلوبهم  ( KHOTAMALLOHU  'ALAA  QULUUBIHIM, albaqoroh : 7 )
karena kedua ayat ini sama sama menceritakan tentang perihal orang orang kafir.
 
3.  وقف حسن ( WAQOF  HASAN )
yaitu waqof pada kalimah yang masih ada kaitanya dengan kalimah yang sesudahnya atau kalimah sebelumnya, berkaitan dari segi lafazhnya, dengan syarat telah sempurna susunan kalimahya.
seperti contoh berhenti pada lafazh : الحمد لله ( AL-HAMDU  LILLAAHI , alfaatihah : 2) 
dilihat dari segi susunan kalimah nya, waqof disana telah sempurna, tetapi dari segi lafazh masih ada kaitannya dengan lafazh selanjutnya yaitu :
 رب العلمين  ( ROBBIL-'AALAMIIN )
karena kedudukannya merupakan shifat dari lafazh : لله ( LILLAAHI )
secara bahasa Hasan berarti baik, jadi waqof hasan adalah waqof pada lafazh yang di pandang baik,akan tetapi tidak baik apabila memulai bacaan dari lafazh sesudahnya. karena masih ada kaitan dengan lafazh yang sebelumnya.

4. وقف قبيح ( WAQOF  QOBIIH )
yaitu waqof pada kalimah yang memberikan ma'na tidak baik, ( tidak berfaidah ) karena susunan kalimah nya tidak sempurna, serta masih berkaitan dengan kalimah sesudahnya maupun sebelumnya baik dari segi lafazh maupun ma'na.
seperti contoh berhenti pada lafazh : بسم ( BISMI ) dari lafazh : بسم الله ( BISMILLAAHI )
kedua lafazh ini tidak bisa dipisahkan, karena lafazh yang pertama keudukannya sebagai mudhof, sedangkan lafazh yang selanjutnya menjadi mudhof ilaih. dua lafazh ini tidak bisa di pisah satu sama lain.  atau seperti berhenti pada lafazh :
 الحمد ( AL-HAMDU ) dari lafazh : لله ( LILLAAHI )
lafazh yang pertama kedudukannya sebagai mubtada sedangkan lafazh selanjutnya sebagai khobar, maka kedua lafazh ini pun tidak bisa di pisahkan, oleh karenanya disebut waqof qobiih.
secara bahasa qobiih berarti buruk, jadi dianggap buruk apabila berheti pada lafazh lafazh tadi, karena akan menyebabkan munculnya kerancuan dari segi tatabahasa arab atau ilmu nahwu. terutama yang menyangkut permasalahan i'rob dan kedudukan kalimah.
termasuk dari segi ma'nanya, waqof qobiih akan menimbulkan ma'na yang sulit untuk dipahami, ataupun bisa dipahami tapi ma'nanya menjadi bertentanagn, karena sulit diketahui kepada apa atau siapa  lafazh tersebut disandarkan.  seperti contoh berhenti pada lafazh :
ياا يها الذين امنوا لا تقربواالصلو ة
( YAA-AYYUHALLADZIINA  AAMANUU  LAA  TAQROBUSHSHOLAATA, annisa :43 ) 
artinya : wahai orang orang yang beriman janganlah kamu mendekati sholat...
berhenti pada ayat tersebut menimbulkan ma'na yang bertentangan, karena orang orang yang beriman dilarang sholat? dan lafazh selanjutnya lah yang menjelaskan, yaitu lafazh :
وانتم سكارى ( WA-ANTUM SUKAAROO ) artinya : ketika kamu dalam keadaan mabuk.
 jadi dilarang mendekati sholat itu apabila dalam keadaanmabuk.
 oleh karenanya disebut waqof qobiih apabila berhenti pada lafazh :
 الصلوة  (ASHSHOLAAH ) kecuali dalam keadaan dhorurot, seperti kehabisan nafas, lupa, batuk dsb. maka dima'afkan dengan catatan si qoori harus mengulanginya dari lafazh sebelumnya.  waqof seperti ini  disebut waqof idhthirori.

Minggu, 21 April 2013

Tanda Tanda Waqof

  م   : WAQOF  LAAZIM                : mesti berhenti

   ط :  WAQOF  MUTHLAQ          : tempat yang sempurna untuk berhenti
                                                                    ( lebih baik berhenti )

قلى   :  AL-WAQFU  AULA             : berhenti lebih utama

قف  : WAQOF MUSTAHAB          : di sunnatkan berhenti, ( lebih baik berhenti )
                                                                   tapi tidak berdosa apabila diteruskan

صلى :  AL-WASHLU AULA          : washol/diteruskan lebih utama

ج     :  WAQOF  JAA-IZ                 : boleh berhenti, boleh juga diteruskan
                                                            ( tidak ada yang lebih utama antara washol dan waqof )


ز     : WAQOF  MUJAWWAZ      : boleh berhenti, tapi apabila washol lebih baik

ص   : WAQOF  MUROKHOSH  : boleh berhenti, sebagai kemurahan bagi yang 
                                                                          memerlukan  dikarenakan panjangnya ayat.

ق    : QIILA 'ALAIHIL-WAQFU  : menurut satu pendapat boleh berhenti ( ikhtilaf )


لا    : 'ADAMUL-WAQFI               : tidak ada waqof/jangan berhenti.
                                                                        apabila berhenti pada tanda tersebut,
                                                                       maka bacan harus di ulang. kecuali di akhir ayat.

ك    : KADZAALIKA MUTHOOBIKUN LIMAA QOBLAHU : sama seperti tanda waqof-
                                                                   sebelumnya, apabila sebelumnya terdapat tanda waqof
                                                                    jaa-iz, maka tanda ini pun sebagai waqof jaa-iz.

.:   .:    WAQOF  MU'ANAQOH   : boleh berhenti pada salasatu dari  dua tanda
                                                                           tersebut, tapi tidak boleh berhenti pada keduanya

ع / ء  : RUKUU'                            : tanda Ruku' untuk akhir suroh, atau akhir dari 
                                                                ayat tertentu.

Saktah

سكتة  ( SAKTAH )
menurut bahasa, Saktah adalah المنع ( AL-MAN'U ) artinya : mencegah, sedangkan menurut Istilah adalah : قطع الكلمة من غير تنفس بنية القراءة ( QOTH'UL-KALIMATI  MIN  GHOIRI  TANAFFUSIN  BINIYYATIL-QIROO-ATI ) artinya : memutuskan suatu kalimah tanpa bernafas, dengan niat membaca. 
 maksudnya yaitu suara bacaan berhenti/tertahan sejenak kira kira ukuran dua harkat tanpa bernapas, dan berhentinya suara bacaan tersebut bukan berhenti untuk melepaskan bacaan, tapi masih dalam keadaan membaca. ( masih niat membaca )
dalam qiroat imam hafs, Saktah hanya terdapat pada 4 tempat yaitu : 
1. Suroh AL-KAHFI ayat 1, yaitu pada lafazh : يجعل له عوجاسكتة  قيما ليندز 
 ( YAJ'ALLAHUU 'IWAJAA  berhenti sejenak  QOYYIMAALLIYUNDZIRO.. )
cara membacanya : yaitu dengan menghilangkan tanwin dan digantinya dengan fathah pada lafazh 'IWAJAN sehingga menjadi madd 'iwad, panjang dua harkat. yaitu menjadi  'IWAJAA  berhenti sejenak ukuran dua harkat tanpa bernafas, kemudian di teruskan dengan lafazh selanjutnya.
faidah saktah pada ayat ini yaitu : untuk memisahkan dua lafazh, yang apabila membacanya di washol/disambung dengan tidak memakai saktah, maka akan disangka bahwa lafazh QOYYIMAN menjadi sifat dari lafazh  'IWAJAN, yang tentu ma'nanya sangat bertolak belakang, 'IWAJAN artinya kebengkokan sedangkan QOYYIMAN artinya lurus, oleh karena itu ketika lafazh 'IWAJAN membacanya hendak di washol dengan lafazh QOYYIMAN maka diwajibkan memakai Saktah.

2.Suroh YAASIIN ayat 52, yaitu pada lafazh : من مرقدناسكتة هذا ما 
( MIMMARQODINAA berhenti sejenak HAADZAA  MAA )
cara membacanya : yaitu dengan memanjangkan ujung lafazh MARQODINAA ukuran dua harkat karena hukum madd ashli, berhenti sejenak ukuran dua harkat tanfa bernafas, kemudian di teruskan dengan lafazh selanjutnya.
faidah saktah pada ayat ini yaitu : untuk memisahkan perkataan orang kafir dengan perkataan orang mukmin, perkataan orang kafir selesai pada lafazh MARQODINAA sedangkan lafazh sesudahnya ( HAADZAA  MAA..) merupakan perkataan orang mukmin. apabila kedua lafazh tersebut di sambungkan tanfa memakai saktah maka akan terjadi kekeliruan dalam ma'nanya.

3.Suroh AL-QIYAMAH ayat 27, yaitu pada lafazh : 
وقيل منسكتة راق ( WA QIILA MAN berhenti sejenak ROOQ )
cara membacanya : yaitu dengan meng izharkan huruf nun mati pada lafazh MAN, berhenti sejenak ukuran dua harkat tanfa bernafas, kemudian di teruskan dengan lafazh selanjutnya.
faidah saktah pada ayat ini yaitu : menunjukan bahwa lafazh MAN dan ROOQ bukanlah satu kalimah melainkan dua kalimah, dan apabila membacanya disambung tanpa memakai saktah, maka akan terjadi idghoom bilaghunnah, dan kemungkinan akan dianggap satu kalimah. yaitu menjadi lafazh :
مراق (MARROOQ )dengan mengikuti wazan  فعال ( FA''AALUN ) tasydid pada huruf 'ain

4.Suroh AL-MUTHOFFIFIIN ayat 14, yaitu pada lafazh :
كلا بلسكتة ران ( KALLAA BAL berhenti sejenak ROONA )
cara membacanya : yaitu dengan meng izharkan huruf lam pada lafazh BAL, berhenti sejenak ukuran dua harkat tanpa bernafas, kemudian di teruskan dengan lafazh selanjutnya.
faidah saktah pada ayat ini yaitu : menunjukan bahwa lafazh BAL dan ROONA bukanlah satu kalimah melainkan dua kalimah, dan apabila membacanya disambung tanpa memakai saktah, maka akan terjadi idghoom mutaqooribain shogiir, dan kemungkinan akan dianggap satu kalimah, yaitu menjadi lafazh : بران ( BARROONA ) dengan mengikuti wazan فعال ( FA''AALUN ) tasydiid pada huruf 'ain.

Jumat, 19 April 2013

Ayat Ayat ghoribah ( isymam,imalah,dll )

ا شمام  ( ISYMAAM )
Secara bahasa ISYMAAM berarti monyong, sedangkan menurut istilah adalah :
ضم الشفتين بعيد الاسكان اشارة بالضم بغير صوت وبغير تنفس 
( DHOMMUSYSYAFATAINI  BU'AIDAL-ISKAANI  ISYAROTUN  BIDHDHOMMI  BIGHOIRI  SHOUTIN  WABIGHOIRI  TANAFFUSIN )  artinya : memonyongkan dua bibir tanfa bersuara dan bernafas untuk mengiringi huruf yang bersukun, sebagai isyarat dhommah.
di dalam al-quran, Isymam hanya ada pada suroh Yusuf ayat 11, yaitu pada lafazh :
لا تأ منا  ( LAA  TA-MANNAA )  cara membaca lafazh ini yaitu :
 ketika mengucapkan lafazh  MAN bibir dihimpun maju ( monyong ) seraya ditahan sejenak, sehingga seperti terdengar bunyi  LAA TA-MAUNNA. sedangkan bibir yang dimonyongkan tersebut adalah sebagai isyarat DHOMMAH.
 karena asal dari lafazh  لا تأ منا  adalah  لا تأ مننا ( LAA  TA-MANUNAA )

امالة   ( IMAALAH )
Secara bahasa IMAALAH berarti miring, sedangkan menurut Istilah adalah : 
ان ينحو بالفتحة نحو الكسرة وبالالف نحو الياء ( AN  YANHUWA  BIL-FATHATI  NAHWAL-KASROTI  WABIL-ALIFI  NAHWAL-YAA-I )  artinya :  menyondongkan (suara ) fathah ke arah kasroh dan ( suara ) alif ke arah yaa.  maksudnya ialah suara fathah condong ke arah kasroh, sehingga keluar bunyi mendekati huruf  " e " dalam kata jahe.
menurut qiroat imam hafs, IMALAAH hanya terdapat pada suroh HUD ayat 41.
 yaitu lafazh:  مجرىها  dibaca : MAJREEHAA. 

تسهيل  ( TASHIIL )
Secara bahasa TASHIIL berarti ringan, sedangkan menurut Istilah adalah : 
 النطق بين الهمزة والالف ( ANNUTHQU  BAINAL-HAMZATI  WAL-ALIFI ) artinya : mengucapkan huruf antara hamzah dan alif.   jadi, TASHIIL ialah meringankan ucapan dengan mengeluarkan suara antara hamzah dan alif.  dalam al-quran, TASHIIL hanya terdapat pada suroh FUSSHILAT
ayat 44, yaitu pada lafazh : ءأعجمي dibaca :  A-A'JAMIYYUN
pada  lafazh tersebut ,hamzah pertama dibaca biasa, sedangkan hamzah kedua dibaca ringan antara hamzah dan alif, tanfa madd.

 نقل ( NAQL )
Secara bahasa NAQL berarti memindahkan, sedangkan menurut Istlah adalah : 
ينقل حركة الهمزة الى الساكن قبلها فيحركه بحركتها ويحذف الهمزة 
( YUNQILU  HARKATAL-HAMZATI  ILASSAAKINI  QOBLAHAA  FAYUHARRIKUHU  BIHARKATIHAA  WA YUHDZAFUL-HAMZATU )
artinya : memindahkan harkat hamzah kepada huruf sebelumnya yang bersukun, kemudian huruf yang bersukun tersebut diberi harkat dari harkatnya hamzah, kemudian hamzahnya dibuang.
dalam al-quran NAQL hanya terdapat pada suroh AL-HUJUROT ayat 11, yaitu pada lafazh :
بئس الاسم   dibaca :  BI-SA LIS MU.